JIKA DIA TAK KUNJUNG DATANG
Review buku
“Halaqah Cinta”
“Mencintai dalam
diam” ungkapan yang kerap kali kita dengar. Bagaimana dengan ungkapan “Kalau
memang cinta jangan diam” eitss tunggu dulu, jangan salah artikan.
Tidak
ada obatnya bagi seseorang atau dua orang yang JATUH CINTA selain MENIKAH.
Islam mengajarkan
bahwa pernikahan adalah satu-satunya solusi bagi orang yang mencintai. Menikah
adalah ibadah yang paling lama yaitu seumur hidup. Ibnu Abbas pernah bercerita,
“Seseorang laki-laki mendatangi Nabi Muhammad SAW dan berkata “di rumah kami
ada seorang anak perempuan yatim yang dilamar oleh seorang laki-laki yang
miskin dan laki-laki -yang berada. Dia suka laki-laki yang miskin, sementara
kami suka laki-laki yang berada. Nabi Muhammad SAW lalu bersabda “Aku tidak
pernah melihat solusi bagi orang yang saling mencintai seperti orang yang sudah
menikah,” (HR. Ibnu Majah).
BAGAIMANA JIKA
KITA BELUM SIAP MENIKAH?
Pasti
pertanyaan ini langsung muncul dibenak teman-teman. Tentu banyak hal yang harus
diperiapkan, hanya karena kita cinta ujuk-ujuk langsung nikah ya nggak juga
Hahaha. Bertemu seseorang yang baik adalah impian setiap orang, tapi pernahkah
kita berpikir menjadi baik bagi seseorang? (Pasangan
kita kelak). Menunggu atau menjadi yang ditunggu, mari isi prosesnya dengan
mengumpulkan bekal-belal ilmu. Buku ini bisa menjadi rujukan teman-teman yang dilengkapi
dengan “tabel aksi”, akan menjadi lebih baik dengan melakukan aksi-aksi nyata
bukan? dan bahkan bisa menyebarkannya.
***
Saya
ingin sedikit mengutip isi dari buku ini. Bagaimana jika dia (jodoh) tak
kunjung datang?
Kita tidak bisa memaksa sesuatu yang diluar kehendak kita, yaitu takdir atau perasaan orang lain tapi kita bisa mengelolah hati kita sendiri.
JIKA JODOH TAK KUNJUNG DATANG…
Lihat sisi terangnya. Menunggu punya banyak rasa bisa jadi menyenangkan
atau tidak, tapi kembali lagi tergantung kita selama proses menunggu dan apa
yang ditunggu. Tanpa sadar kita sering terfokus pada pikiran-pikiran negatif. Coba
deh renungkan, bisa jadi saat ini Allah memberi kita kesempatan untuk berbakti
kepada kedua orang tua atau mempersiapkan diri agar kelak saat bertemu jodoh yang
diidamkan, kita telah siap. Betapa Allah memberi banyak sekali nikmat. Yuk,
nikmati proses menunggu dengan hal-hal yang menyenangkan dan positif, serta
selalu bersyukur.
Hasbunallah wani’mal wakil. “Cukup Allah menjadi penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baiknya penolong”. Mari kita renungkan, bahwa selalu ada yang menerima
cinta kita bagaimanapun keadaannya, Dialah Allah. Bahwa ada yang selalu merawat
kita dalam keadaan sadar atau tidak, Dialah Allah. Prasangka kita kepada Allah
memang harus selalu baik, meski ada orang yang perkataannya membuat kita sedih
atau membuat kita ragu akan masa depan pernikahan kita. Namun, percayalah insya
Allah itu semua justru akan menambah kuat iman kita.
Badai pasti berlalu. Teman, apapun itu yang menjadi kesedihan kita
saat ini, termasuk menanti si dia eh menanti jodoh datang, Insya Allah semua
akan berlalu. Lihat lagi kebelakang betapa banyak masa-masa sulit yang telah
berhasil kita lewati dan semua itu menjadi kenangan sekaligus pembelajaran bagi
kita. Allah sendiri berjanji di dalam surat Al-Insyirah.
“Karena, sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah: 5)
So, percaya
semua pasti berlalu.
Jangan lelah berharap. Kita kadang hanya bersyukur saat mendapat
sesuatu yang baru atau ketika permintaan-permintaan kita terpenuhi. Hati kita sangat
mudah merasa sedih jika satu atau dua hal tidak sesuai dengan ingin kita. Hati
gelisah saat lama menanti dan resah karena dia tak kunjung datang. Tidak sadar
bahwa apa yang ada pada diri kita adalah nikmat yang sangat besar patut kita
syukuri.
Tidak apa-apa menggantungkan harapan kita pada
Yang Maha Memiliki, tidak akan kecewa sedikitpun Dia Maha Mengetahui apa yang
tidak kita ketahui dan apa yang kita butuhkan. Allah selalu memberi yang
terbaik menurut-Nya, bukan menurut kita.
Jangan bersedih, Allah bersama kita. Ada kala kita merasa sedih, itu manusiawi.
Ketika harapan yang kita miliki pupus sudah, impian yang kita punya menguap
begitu saja. Hati kita terasa sakit. Saat itu, kesabaran kita sedang diuji.
Jangan sedih kawan, cukuplah kita sedih mengingat besarnya dosa kita, merasa
sedih betapa banyak hak-hak Allah yang tidak mampu kita penuhi/abaikan. Kasih
sayang Allah sangat luas. Dia tidak menguji hambanya melainkan ingin melihat
kita mengadu, memohon dan karena Allah tahu kita mampu. Jangan biarkan
kesedihan kita menutup mata kita dari besarnya nikmat Allah.
Ujian untuk kebaikan, Ujian tak ubahnya anak tangga yang akan
meninggihkan derajat seseorang menjadikannya pribadi yang baik dan lebih baik
lagi. Makna dibalik setiap ujian yang kita hadapi melainkan agar kita kembali kepada
Allah. Baik itu berupa kebahagian, keindahan, kemudahan adalah ujian untuk rasa
syukur atau kesusahan, musibah merupakan ujian bagi kesabaran kita.
Merelakan
demi yang terbaik. Kalian pernah
nggak sih ngalamin? Bertemu seseorang, merasa bahwa orang itu yang terbaik buat
kita, telah melalui banyak proses namun harus menerima kenyataan bahwa dia
bukan jodoh kita. Patah hati dan sulit move on tentu, kalau kita berpikir
jernih, penolakan/kegagalan bisa jadi awal datangnya harapan baru. Merelakan bukan
akhir dari segalanya, tapi sikap mulia kita yang dapat membuka babak baru dalam
hidup kita.
Mungkin
banyak dari teman-teman, yang saat ini ingin menikah tapi belum siap atau sudah
siap tapi jodoh tak kunjung datang. Sudah siap dan sudah mempunyai calon tapi
takut untuk menikah, bahkan ada juga yang belum siap menikah tak punya calon
tapi ingin menikah. Hahaha ayo teman-teman termasuk yang mana nih. Bagaimana
sebaiknya kita menyikapi permasalahan ini? Yuk cari jawabannya dibuku HALAQAH
CINTA.
Semoga apa yang teman-teman impikan segera menjadi kenyataan. Aamiin
Comments
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar :)